BREAKING

Sunday 5 August 2012

Kerajaan Pajajaran




Terletak di jawa barat namun hingga kini pusat pemerintahannya tidak pernah di ketahui dengan jelas.
Kerajaan pajajaran :-Kerajaan galuh (ci amis)
-Kerajaan pakuan (bogor )→ Pada masa sri baduga maharaja
-Kerajaan kawali (bekasi)
Sumber sejarah
  • Prasasti Rayan juru (923 M),ditemukan di bogor,berbahasa jawa kuno bercampur melayu.Memuat pengembalian kekuasan pajajaran(kemungkinan pernah dikuasai kerajaan di Jaawa Timur atau sriwijaya).
  • Prasasti Horen(dari Majapahit),menyebutkan bahwa penduduk di kampung Horen sering tidak merasa aman karena adanya gangguan gangguan musuh dari arah barat (Pajajaran).
  • Prasasti ci tasih (1030 M),di buat atas maharaja jayabhupati,untuk memperingati; bangunan Sang  Hyang Tapak, yaitu sebagai tanda terimakasih raja terhadap pasukan pajajaran yang berhasil memenangkan perang melawan pasukan dari Swar Nabhumi.
  • Prasasti Astanagede ( Di kawali,Ci amis), menyatakan tentang perpindahan pusat pemerintahan dari pakwan( Pakuan) Pajajaran ke kawali
  • Kitab carita kidung sundayana,menceritakan tentang ke kalahan pasukan pajajaran dalam perang bubat dan tewasnya Sri Baduga dan putrinya.
  • Kitab Carita parahyangan,Menceritakan bahwa pengganti raja Sri baduga setelah Perang bubat bernama Hyang Wuni sora.
RAJA-RAJA YANG MEMERINTAH
  • Maharaja Jayabhupati, Bergelar Haji-ri-sunda.Tujuan bgelar ini meyakinkan kedudukannya sebagai raja kerajaan pajajaran.raja Jayabhupati memeluk agama hindu beraliran waisnawa.Pusat pemerintahannya berda di pakuan kemudian pindah ke Kawali.
  • Rahyang Niskala Wastu kencana,Pengganti jayabhupati.Pusat pemerintahannya di kawali dan istananya bernama surawisesa.
  • Rahyang dewa niskala (Rahyang ningrat kencana ),Pengganti Rahyang niskala wastu kencana.Tidak di ketahui masa pemerintahannya.
  • Sri Baduga maharaja.Pusat pemerintahannya di pakuan pajajaran.Pada masa pemerintahannyaterjadi perang bubat(1357 m) di tulis dalam kitab pararaton.Sri baduga maharaja tewas beserta bernama Dyah Pitaloka.
Perang itu terjadi karena Hayam Wuruk ingin menikahi Putri Diah Pitaloka dan menyampaikannya kepada Patih Gajah mada tapi Gajah mada memberikan syarat bahwa Putri Diah Pitaloka harus menikah dengan Raja Hayam wuruk sebagai upeti tapi Sri Baduga Maharaja dan Diah Pitaloka tidak mau dan memilih perang dan akhirnya tewas.
 
Copyright © 2013 Perubahan
Design by FBTemplates | BTT